Welcome in my blog U will be happy!

Welcome in my blog n' join with me!!!!!!
U will be HAPPY........yep.........!!!

Minggu, 10 Januari 2010

Ringkasan Materi Pendidikan Islam

BAB I
PENDAHULUAN

Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, sejak itulah timbul gagasan untuk melakukan pengaliahn, pelestarian, pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Oleh karena itu, dalam sejarah pertumbuhan masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan generasi sejalan dengan tuntutan masyarakat.
Menurut keyakinan kita, sejarah pembentukan masyarakat dimulai dari keluarga Adam dan Hawasebagai unit terkecil dari masyarakat dimuka bumi ini.Dalam keluarga tersebut telah dimulai proses kependidikan umat manusia, meskipun dalam ruang lingkup terbatas sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
Dasar minimal usaha mempertahankan hidup manusi terletak pada tiga orientasi hubungan manusia, yaitu:
Hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Pencipta sekalian alam
Hubungan manusia dengan sesama manusia
Hubungan dengan alam sekitar, terdiri atas berbagai unsur kehidupan, seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, dan kekuatan alamiah yang ada.
Dari prinsip hubungna inilah, kemudian manusia mengembangkan proses pertumbuhan kebudayaanya. Proses inilah yang mendorong manusia ke arah kemajuan hidup sejalan dengan tuntutan zaman. Untuk sampai kepada kebutuhan tersebut diperlukan satu pendidikan yang dapat mengembangkan kehidupan manusia dalam dimensi daya cipta, rasa, dan karsa masyarakat beserta anggota-anggotanya.
Ketiga daya tersebut akan menjadi motivasi bagi manusia untuk saling berpacu, sehingga keberadaan pendidikan akan menjadi semakin penting. Bahkan pendidikan merupakan kunci utama kemajuan hidup umat manusia dalam segala aspek.
Khusus masyarakat Islam yang berkembang sejak Nabi Muhammad, pendidikan juga merupakan kunci kemajuan. Sumber-sumber pokok ajaran Islam yang berupa Al-qur’an dan hadist, banyak mendorong pemeluknya untuk menciptakan pola hidup maju, sehingga dengan kesejahteraan yang berhasil diciptakannya, martabatnya baik bagi kehidupan didunia maupun diakhirat nanti. Sehingga derajat dan martabatnya sebagai kholifah dimuka bumi dapat diraih berkat usaha pendidikan yang bercorak islami itu.
Dalam hubungannya dengan proses pendidikan tersebut, pendidikan islam berfungsi sebagai pembimbing dan pengarah terhadap perkembangan dan pertumbuhan ank didik dengan satu pandangan bahwa anak didik adalah hamba Allah yang diberi anugrah berupa potensi dasar yang bisa berkembang dan tumbuh secara interaktif atau dialektis dengan pengaruh lingkungan.
Atas dasar konsepsial dari pola pikir demikian itulah, pendidikan islam dapat diartikan sebagai study tentang proses kependidikan yang bersifat progressif menuju kearah kemampuan optimal anak didik yang berlangsung diatas landasan nilai-nilai ajaran islam.
Untuk mengarahkan proses yang konsisten sesuai cita-cita pendidikan islam, fungsi ilmu pendidikan islam teoritis adalah sebagai petunjuk jalan bagi proses operasionalisasinya, proses inilah yang akan menjadi umpan balik(feedback) dalam mengoreksi berbagai teori yang disusun ilmu pendidikan islam.

BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORISASI PENDIDIKAN ISLAM

Dilihat dari segi tujuan islam diturunkan tidak lain adalah untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam. Tujuan tersebut mengandung implikasi bahwa islam sebagai agama wahyu mengandung petunjuk dan peraturan yang bersifat menyeluruh, meliputi kehidupan dunia dan ukhrawi, lahiriah dan batiniah, jasmaniah dan rohaniah.
Sebagai agama yang mengandung tuntutan komprehensif, islam membawa sistm nilai-nilai yang dapat menjadikan pemeluknya sebagai hamba Allah yang bisa menikmati hidupnya dalam situasi dan kondisi serta dalam ruang dan waktu yang receptif(tawakkal) terhadap kehendak khaliknya. Kehendaknya seperti tercermin didalam segala ketentuan syariat islam serta akidah yang mendasarinya.
Situasi dan kondisi, ruang dan waktu dimana umat manusia dapat menghayati dan mengamalkan kehidupannya sesuai kehendak kholiknya, meliuti aspek-aspek mental psikologis dan materill fisiologi. Suatu kahidupan yang penuh bahagia dan sejahtera, rohaniah dan jasmaniah,di dunia dan akhirat.
Dari segi kehidupan individual, kebahagiaan damikian baru tercapai bilamana ia dapat hidup berdasarkan keseimbanngan(equilibrium) dalam kegiatan fungsional rohaniahnya disatu pihak serta keseimbangan dalam kegiatan fungsional anggota-anggota jasmaniah dilian pihak yang mewujudkan suatu pola keserasian hidup dalam diri dan masyarakt serta lkingkungan secara menyeluruh. Keseimbangan demikian, dalam istilah psiikologi kepribadian disebut homoestatika internal dan eksternal. Suatu pola kehidupan yang ideal yang bisa dicapai melalui proses kependidikan islam.
Dilihat dari segi metodologisnya, proses kependidikan islam demikian merupakan tujuan akhir yang hendak dicapai secara bertahap dalm pribadi manusia.
Dengan demikian, tugas pokok pendidikan islam adalah membentuk keribadian islam dalam diri manusia selaku makhluk individual dan sosial. Untuk tujuan tersebut, proses kependidikan islam memerlukan sistem pendekatan yang secara strategis dapat dipertanggung jawabkan dari segi pedagogis. Dalam hubungna inilah penmdidikan islam memerlukan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan tugasnya.

Pengertian dan tujuan pendidikan agama Islam

Bila pendidikan diartikan sebagai latihan mental, moral, dan fisik yang bisa menghasilkan manusia berbudaya tinggi maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas serta menanamkan rasa tanggung jawab. Usaha kependidkan bagi manusia menmyerupai makanan yang berfungsi memberikan vitamin bagi pertumbuhan manusia.
Tujuan dan sasaran pendidkan yang berbeda memerlukan rumusan pandangan hidup islam yang mengarahakan tujuan dan sasaranm pendidikna islam.
Untuk tujuan itulah, manusi harus dididik melalui proses pendidikan islam. Berdasarkan pandangan itu, pendidkan islam berarti sistem yang dapat memberikan kemampuan seseoranguntuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai islam yang telah dijiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.
Dengan demikian pengrtian pendidikan islam adalah sesuatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspekkehidupan manusia, baik dunia maupun akhirat.

Pentingnya teorisasi pendidikan agama Islam

Dalam masyarakat yang dinamis, pendidkan memegang peranan yang menentukan terhadap eksistensi dan perkembangan masyarakatnya, hal ini karena pendidkan merupakan proses usaha melestarikan, mengalihkan, serta mentrasformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspek dan janisnya kpada generasi penerus.Begitu juga derngan peranan pendidikan islam.
Pendidikan islam, bila dilihat dari aspek kultural umat mnausia, merupakan salah satu alat pembudayaan(enkulturasi) masyarakat manusia itu sendiri. Sebagia suatu alat, pendidikan dapat difungsikan untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia kepada titik optimal kemampuannya dalammemperoleh kesejahteraan hidup didunia dan kebahagiaannya diakhirat. Dalam hal ini, pelaksanaan pendidikan sebagai alat pembudayaan sangat bergantung pada pemegang alat tersebut yakni para pendidik. Para pendidik memegang posisi yang sangat penting dalm menntukan keberhasilan proses belajar,sehingga mereka dituntut persyaratan baik teoritis maupunpraktis, dalm pelaksanaan tugasnya. Sedangkan faktor-faktor yang bersifat internla seperti bakat atau pembawaan anak didik dan faktor eksternal seperti lingkungan dalam segala dimensinya menjadi bsasaran pokok proses ikhtiarirah(usaha ) para pendidik.
Sebagai disiplin ilmu pendidikan, Pendidkan Islam memiliki syarat menurut ketentuan ilmu pengetahuan sosial(social science), antara lain:
1. memeiliki objek pembahasan yang jelas dan corak pendidikan ditunjang ilmu pengetahuan lain yang relevan
2. Mempunyai pandangan, teori,asumsi, dan hipotesis yang bercorak kependidikan bersumberkan ajaran agama Islam
3. Memiliki metodepenganalisaan yang sesuai dengna tuntutan kependidikan yang bernafaskan islami atas pendekatan yang relevan
4. Memiliki struktur ddefinitif dan kebulatan sebagai suatu sistem keilmuan yang mandiri
Suatu teori merupakan ujung dari kelangsungan proses yang berkesinambungan dengan pelaksanaan praktis pada ujung lainnya.Oleh karena itu, teori pada hakekatnya adalah suatu bentuk kontemplasi (perenungan), sedangkan masalah praktis melibatkan suatu pekerjaan yang aktual.
Pelaksanaan kependidikan praktis diperlukan pendekatan-pendekatan yang relevansi guna membantu pengulasan terhadapn metode yang lebih efektif dan efisien,seperti penddekatan filosofis, psikologis, sosiologis, kultural,terutama pedagogis dan agamis
Penganalisaan dan pengjkajian data kualitatif dan kuantitatif dari kegiatan empiris sangat diperlukan dalam pengulasan teori yang dikembangkan,sehingga harus ada keterkaitan antara fakta dan teori dalam ilmu pendidikan Islam,keterkaitan itu meliputi:
1. Teori menetapkamn adanay hubungna dari fakta yang ada
2. Teori mengembangkan sistem klasifikasi dan struktur dari konsep-konsep
3. Teori harus dapat mengikhtisarkan fakta-fakta
4. Teori harus dapat meramlakan fakta
5. Teori harus menunujukkan kebutuhan-kebutuhan untuk dikembangkan lebih lanjut

B. PEMAHAMAN TENTANG PENDIDIKAN ISLAM

Memahami pendidikan Islam berarti harus menganalisis secara pedagogis suatu aspek utama dari misi agama yang diturunkan kepada umat manusia melalui Muhammad Rosulullah sejak 14 abad yang lalu

1. Hakikat,proses, dan objek pendidikan Islam

Pendidikan secara teoritis adalah menumbuhkembangkan potensi dasar manusia, sehingga pendidikan islam menumbuh kembangkan potensi manusia dengan diarahkan sesuai ajaran Islam yang berproses melalui sistem kependidikan islam baik kelembagaan maupun sistem kurikuler
Esensi dari potensi manusia terletak pada keimanan, ilmu pengetahuan, akhlak dan pengalmannya.Dan keempat potensi esensial inilah yang menjadi sasaran tujuna fungsional pendidikan Islam.
Adanya sasarn dan tujuan adlah kemutlakan dalm proses kependidikan. Sasaran yang dicapai harus dirumuskan secara jelas dan akurat guna pengembangan kekeempat aspek kemempuan tersebut dengan didasari nilai ajaran Islam.
Sasaran pendidikan Islam pada empat pengembangan fungsi manusia diidentifikasikan pada:
a. Menyadarkan manusia sebagai makhluk Individu
b. Menyadarkan manusia sebagai makhluk sosial
c. Menyadarkan manusia sebagai hamba Allah yang

2. Tujuan pendidikan Islam

Bila dilihat dari pendekatan sistem instruksional,pendidikan Islam bsa dibagi dalam beberapa tujuan,antara lain:
1. Tujuan instruksional khusus( TIK), diarahkan pada setiap bidang study yang dikuasi anak didik
2. Tujuan Instruksional Umum( TIU), diarahkan pada penguasaan bidang study secara garis besarnya
3. Tujuan kurikuler, yang ditetapkan untuk dicapai melalui garis besar program pengajaran ditiap institusi pendidikan
4. Tujuan Institusional, merupakan tujuan yang harus dicapai menurut program pendidikan ditiap lembaga secara keseluruhan.
5. Tujuan Umum atau tujuan nasional, cits- cits hidup ysng dituju dengan melewati pendidikan formal maupun nonformal
Mrenurut Prof. Dr. Omar Muhammad al-Thoumy al Syaebani, tujuan pendidikan adalah perubahan yang diingini, yang diusahakan dalm laku individual dari kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakat serta pada alam sekitar dimana individu itu hidup atau pada proses pendidikan dan proses pengajaran itu sendiri sebagai suatu kegiatan asasi dan sebagai proporsi diantara profesi asasi dalm masyarakat.
Menurut tugas dan fungsi manusisa secara filosofis, tujuan pendidikan terbagi menjadi sebagai berikut:
1. Tujuan Individual
2. Tujuan Sosial
3. Tujuan Profesional

Dalam pelaksanaan, tujuan tersebut dibedakan dalam dua macam tujuan:
1. Tujuan Operasional
2. Tujuan Fungsional

3. Hubungan pendidikan islam dengan falsafah pendidikan Islam

Filsafat pendidikan menyumbangkan analisisnya kepada ilmu pendidikan Islam tentang hakekat masalah secara rasioanal dan mengandung nilai-nilai dasar yangh bisa dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses kependidikan.
Ruang lingkup pemikiran filsafat tentang pendidikan Islam tidak hanya pada masalah metode, sistem, dan evaluasi pendidikan. Filsafat pendidikan Isla memberikan pandangan objektif yang mendasar tentang kebutuhan manusia akn ilmu pengetahuan.
Produk pemikirannya merupakan pandangan dasar yang berinitikan kepada trilogi hubungan,yaitu :
1. Hubungan dengan tuhan, sebagai makhluk ciptaannya
2. Hubungan dengan masyarakat, sebagai anggota masyarakat
3. Hubungna dengna alam sekitar, sebagai makhluk Allah yg menjadi kholifah dibumi

C. IMPLIKASI ALQURAN TERHADAP PENDIDIKAN

Sebagai sumber pedoman bagi umat manusia, Al qur’an mengandung dan membawakan nilai-nilai yang memebudayakan manusia. Hampir dua pertiga ayat-ayat Alqur’an yang mengandung motivasi pendidkan bagi umatnya.
Seperti kita ketahui misi Islamadalah memberikan rahmat kepada makhluk sekalian alam agar memeperoleh kebahagiaan hidup didunia dan akhirat seperti dalam firman Allah: و ما ارسلتا ك الا رحمة للعالمتت
Mengandung pengertian bahwa hakikat islam sebagai pembawa misi, Islam meninjukkan implikasi pendidikan yang bergaya imperatif, motivatif, dan persuasif.

Pola dasar pendidikan Islam

Suatu sistem pendidikan Islam harus berkembang dari pola yang memebentuknya menjadi pendidik yang bercorak dan berwatak Islami
Falsafah pendidikan Islam dengan pandangan prinsip kehidupan alam raya, prinsip kehidupan manusia sebagai pribadi dan prinsip manusia sebagai makhluk sosial melibatkan pembahasan menurut istilah teknis filosofis, yakni:
a. Ontologi, membahas tentang asal-usul kejadian alam nyatadan dibalik alam nyata
b. Epistomologi, membahas tentang kemungkinan manusia mengethui gejala alam
c. Axiologi, membahas tentang sisitem nilai-nilai dan teori nilai atau disebut etika

D. TEORI TENTANG FITRAH

Manusia diciptakan Allah dengan struktur yang paling baik yang terdiri dari jasmani dan rohani yang berkembang dan Allah memberi seperangkat kemampuan dasar atau pembawaan yang disebut fitrah.
Dengan adaya pembawaan diri/ kefitrahan manusia, penmdidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan perkembangan kefitrahan manusia. Faktor pembawaan manusia ini bisa dipengaruhi oleh lingkungan, sedang lingkungan itu sendiri dapat diuba bila tidak menyenangkan karena tidak sesuai dengan cita-cita manusia. Meskipun fitrah dipengaruhi oleh lingkungan, kondisi fitrah tersebut tidaklah netral terhadap pengaruh lingkungandari luar. Potensi yang trkandung didalamnya secara dinamis memeberi reaksi / respon terhadap pengaruh tersebut.perkembangna fitrah memeiliki beberapa komponen dasar meliputi:
1) Bakat, kemampuan pembawaan yang potensial yang mengacu pada perkembangan kemampuan akadeis( ilmiah) dan keahlian (profesional). Bakat ini yang berpangkal pada kemampuan kognisi(daya pikir), konasi(kehendak), emosi
2) Insting/ghorizah, kemampuan bertindak tanpa belajar
3) Nafsu/ dorongan
4) Karakter/ tabiat, kemepuan psikologis yang terbawa sejak lahir yang berkaitan dengan tingkah laku moral&sosial serta etis seseorang
5) Hereditas(keturunan), yang mengandung faktor psikologis &fisiologis yang diwariskan orang tua
6) Instuisi, kemampuan manusia untuk menerima ilham tuhan

E. TUJUAN DALAM PROSES PENDIDIKAN ISLAM

Suatu pendidikan memerlukan tujuan sebagai acuan langkah dalam proses pendidikan, sebab suatu pekerjaan yang tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan suatu ketidak menentuan dalam prosesnya.
Tujuan pendidikan menurut kongres pendidikan Islam sedunia di Islamabad tahun 1980 adalah, pendiikan harus merealisasikan cita-cita islam yang mencakup perkembangan kepribadian muslim berdasarkan psikologis dan fisiologis mengacu pada keimanan dan ilmu pengetahuan secara berkesinambungan sehingga terbentuknya manusia muslim yang berjiwa tawakkal kepada Allah.
Tujuan pendidikan secar ateoritis,antara lain:
Tujuan keagamaan(Al ghordud Diny)
Tujuan ini difokuskan kepada pembentukan pribadi muslim yang sanggup melaksanakan syariat Islam melalui proses pendidikan Spiritual menuju makrifat kepada Allah
Tujuan keduniaan (Al ghordudu Dunyawi)
Tujuan ini mengutamakan pada upaya untuk mewujudkan kehidupan sejahtera didunia dan kemanfaatannya.


F. METODOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

Metodologi pendiidkan Islam adalh suatu ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik.
Hampir semua ilmu pengetahuan memepunyai metodologi tersendiri, oleh karena itu ilmu pendidikan juga mempunyai metodologis, yaitu metodologi pendidikan.
Metodologipendidikan Islam memiliki tugas dan fungsi memberikan jalan yang baik bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan islam tersebut.
Metodologi pendidikan Islam dalam penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendiidkan yang besumber pada Alquran dan Hadist.
Implikasi metodologis pendiidkan dalam Alqur’an antara lain:
1) Gaya bahasa dan ungkapan dalam Alqur’an enunjukkan feomena bahwa firman Allah mengandung nilai metodologis yang bercorak sesuai dengan waktu, tempaty dan sasaran yang dihadapi
2) Allah senantiasa memeberikan perintah dan larangan sesuai dengan kadar kemampuannya masing-masing
3) Sistem pendekatan yang digunakan adalah multi approach,antara lain religius, filosofis, sosio kultiral, dan scientific

G. SISTEM PENDEKATAN,ORIENTASI DAN MODEL

Dalam menganalisis sasaran pendidikan Islam secara Ilmiah, diperlukan sistem pendekatan, orientsi, dan model yang sejalan dengan karakteristik sasaran yang hendak didiskripsikan dan dijelaskan.
Beberapa pendekatan yang terkait dengan proses pelaksanaan pendiidkan, antara lain:
1) Pendekatan Filosofis, Ilmu pendidikan islam diartikan dengan study tentang proses kependidikan yang didasari oleh nilai-nilai ajran Islam yang brsumber dari Al qur’an dan Hadist. Sumber Orientasi pengemabangan sebagai berikut:
a. Orientasi pengembangan kepada Allah yang maha Mengetahui, menjadi sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan
b. Orientasi pengembangan ke arah kehidupan sosial manusia
c. Orientasi pengembangna ke alam sekitar
Model yang mengabstrasikan pendekatan dan orientasi pada pendekatan filosofis, antara lain:
a. Aspek filosofis, manusia selaku hamba Allah diberi kemampuan dasar atau fitrah yang bersifat sosial, religius, patuh, dan menyerahkan diri kepada Allah secra total
b. Aspek Epistomologis, Manusia diberi kemampuan dasar untuk berilmu pengetahuan dan beriman kepada penciptanya.
c. Aspek pedagogis, manusia adalah makhluk yang belajar sepanjang hayat yang didasari dengan nilai-nilai islam
2) Pendekatan System( system approach), pendidikan islam sebagai disiplin ilmu dapat dianalisis dari segi sistematis. Dalam konteks ini, pendidikan islam dipandang sebagai proses yang terdiri dari sub- sub sistem yang saling berkaitan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam. Orientasi pendidikan islam mengarah pada kebutuhan umat manusia yang mendambakan kemajuan yang mensejahterahkan hidupnya masa kini dan masa depan sampai hidup dialam akhirat. Model- model pendekatan system, antara lain:
a. Secara sistemik, manusia dipandang sebagai makhluk integralistik
b. Secara pedagogis, pendidikan islam diletakkan pada strategi pengembangna seluruh kemampuan dasar secara integralistik
c. Institusionalisasi( pelembagaan), pendidikan islma diwujudakn dalam struktur yang hierarkis sejalan dengan tingkat perkembangan jiwa menuju optimal.
d. Secara kurikuler, pendidikan islam mengarahakn seluruh komponen dari dalam dan koimponen dari luar pendidikan.
3) Pendekatan pedagogis dan psikologis, pendekatan ini m,enuntut kita untuk berpandangan bahwa manusia adalah makhluk yang memerlukan bimbingna dan pengarahan dalm perkembangan nya melalui proses kependidikan.
Sasaran-sasaran analisis dari pendekatan ini, antara lain:
a. Pendidik
b. Anak didik
c. Alat-alat pendidikan]
d. Lingkungan sekitar
e. Cita-cita/ tujuan
Model-model dalam mengabstrasiskan pendekatan-pendekatan diatas, antara lain:
a. Secara pedagogis, manusia dipandang sebagai hamba yang mulia dan perlu pendidikan agar menjadi makhluk yang paling mulia disisinya
b. Secara Epistomologis, manusia adalh hamba yang diberi kemampuan belajar berkat naluri/ rasa ingin tahu (curiosity)
c. Secara kurikuler (pragmetis), proses kependidikan islam bersifat lentur terhadap tuntunan modernisasi kehidupan mausia
4) Pendekatan keagamaan(spiritual), pendekatan ini memandang bahwa ajaran islam yang bersumber alqur’an dan hadist menjadi sumber inspirsi dan motivasi pendiidkan islam. Orientasi pendidikan ini adalah mencari keridhoan Allah tanpa pamrih kepada kepentingan pribadi / keuntungan lainnya. Model yang ideal dalam mendiskripsikan secara prinsispal pendekatn ini adalah:
a) Pandangan religius, tiap manusia adalh makhluk yang berketuhanan yang mampu mengembangkan dirinya menjadi manusi ayang bertakwa
b) Proses kependidikan, diarahkan kepada terbentuknya manusia uslim yang dedukatif dan bereserah kepada Allah
c) Kurikuler, proses kependiidkan islam harus diisi dengan materi pelajaran yang mengandung nilai spiritual
d) Strategi opertasionalisasinya, proses pendidikn di lakukan sepanjang hidup
5) Pendekatan Historis, berarti menempatkan sasaran analisis pada fakta sejarah umat islam yang berawal dari nabi. Menurut para ulama dan ilmuwan islam, pendidikan islam berproses dalam 4 aspek, antara lain:
a) Ideal, pencapaian tujuan pendidikan harus berprinsip pada konsistensi dalam sistem masayarakat.
b) Institusional, tujuan mudah dicapai jika ditransformasikan melalui institusi pndidikan
c) Struktur, dengan struktur kelembagaan tujuan pendidikan islam dapat dicapai dengan bertahap
d) Materiil, tujuan pendidikan islma menentukan corak materi pelajaran.
Pendidkan islam dalam kategori periode-periode, antara lain:
a) Periode awal proses nabi menyampaikan ajran islam menfokouskan pada ketauhidan
b) Periode kholafa rosyidin, proses pendidikan masih seperti zaman nabi yakni halaqoh-halaqoh diamsjid, pengajian dan lain-lain]
c) Periode dinasti Umaiyah, Abbasyiah, dan Al fathimiyah. Mulai adanya institusi-institusi dan mulai menelaah ilmu pengetahuan
d) Periode kemunduran, pada zaman ini islam mulai mengalami masa suram terutama adanya politik Devide et impera oleh orang-orang barat
e) Periode kemerdekaan, mulai adanya institusi yang juga mengacu pada modertnisasi akibat tuntunan hidup yang semakin maju.

H. MATERI DALAM PROSES PENDIDIKAN

Salah satu koponen oprasional pendidikan islam adalah kurikulum yang mengandung meteri yang diajarkan secara sistematis dengan tujuan yang telah ditetapkan. Al farabi mengklasifikasikan ilmu-ilmu yang bersumber dari alqur’an, antara lain:
1. Ilmu bahasa
2. Logika
3. Sains persiapan
4. Fisika (ilmu alam)
5. Ilmu kemasyarakatn
Klkasifiksi Ibnu Kaldun tentang ilmu-ilmu dasar pengertahuan islam yang brsumber dari Alqur’an meliputi:
Ilmu fardhu ’ain, ilmu yang wajib dipelajari dari Alqur’an
Ilmu fradhu kifayah, ilmu yang bermanfaat dalam urusan duniawi
Prinsip-prinsip penyusunan kurikulum pendidikan Islam, meliputi:
1. Kurikulum yang sjalan ddengan ilmu pengetahuan berfungsi sebagai alat mencapai tujuan
2. Berfungsi sebagai alat tersebut, kurikulum harus mengandung nilai instrinsik dan ekstrinsik gun amerealisasikan tujuan pendidikan Islam
3. Diproses melalui metode yang sesuai dalm kandungan tujuan pendidikan Islam
4. Kurikulum, metode, dan tujuan pendidikan Islam harus saling berkaitan dan saling menjiwai

I. METODE DALAM PROSES PENDIDIKAN ISLAM

Metode mempunyai kedudukan yang sangat penting karena metode adalah sasaran dalm penyampaian materi pelajaran yang tersusun dalm kurikulum. Ada tiga aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam yang direalisasikan dalm metode yang relevansi, antara lain:membentuk anak didik yang mengabdi kepada Allah semata, bernilai edukatif yang mengacu pada petunjuk Al qur’an, dan harus berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan sesuai ajaran alqur’an yang disebut pahal dan sisksaan

Metode-metode dalm pendidikan Islam, antara lain:
1. Metode situasional
2. Metode Tarhib wat targhib
3. Metode belajar berdasarkan conditiory
4. Metode berdasarkan prinsip bermakna
5. Merode Dialogis
6. Prinsip Inovasi
7. Metode pemberian contoh yang baik
8. Metode menitik beratkan pada bimbingan dasar kasih sayang
9. Metode cerita
10. Metode metafora
11. Metode pemberian hukum dan hadiah

J. EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan cara atau tekhnik penilaina terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek – aspek kehidupan mental psikologis dan spiritual religius.
Sasaran evaluasi pendidikan islam meliputi empat kemapuan dasar anak didik, antara lain:
1. Sikap dan pengamalan priobadinya, hubungannya dengan tuhan
2. Sikap dan pengamalan dirinya, hubungannya dengan masyarakat
3. Sikap dan pengamalan kehidupannya, hubungannya dengan alam sekitar
4. Sikap dan pandangannya terhadap diri sendiri, masyarakat, serta selaku kholifah dibumi
Ada tiga tujuan pedagogis dari sistem evaluasi tuhan terhadap perbuatan manusia, antara lain:
1. Utuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai problema kehidupan yang dialami
2. Untuk mengetahui sampai dimna hasil pendidikan wahyu yang diterapkan rosulullah terhadap umatnya
3. Untuk menentukan klasifikasi tingkatan keimanann umat manusia
Fungsi dari evaluasi pendidikan islam, meliputi:
1. Mengidentifikasikan dan merumuskan jarak dari sasaran –sasaran pokok kurikulum secara komprehensif
2. Penetapan bagi tingkash laku apa yang harus direalisasikan
3. Menyeleksi dan membentuk instrumen guna menilai ciri-ciri perkembangan manusia didik
Jenis-jenis evaluasi pendiidkan islam, sebagai berikut:
Evaluasi formatif,menetapkan tingkat penguasaan manusia didik
evaluasi sumatif, penilaian secara umum dari hasil keseluruhan beljar, dilkaukan setiap akhir tahun
Evaluasi diagnostik, penilaian yang dipusatkan pada proses belajar dengan melokalisasikan suatu titik awal yang sesuai
Evaluasi penempatan, menitik beratkan pada penilaian tentang permasalahan,sebagai berikut:
a) Ilmu pengetahuan dan keterampilan murid yang diperlukan untuk awal proses pendidikan.
b) Pengetahuan murid tentang tujuan pengajaran yang ditetapkan
c) Minat dan perhatian, kebiasaan bekerja, corak kepribadian yang berkonotasi kepada suatu metode belajar





































BAB IIIPENUTUP
Dari berbagai uraian yang tersaji dalam tulisan ini dapat diambil suatu kesimpulan umum sebagai berikut:
1. Ilmu Pendidikan Islam adalah bagian dari sebuha disiplin Ilmu yang mengandung potensial ideal yang dapat dikembangkan dalam dua arah, yakni ilmu teoritis dan ilmu praktis yang berlandaskan pada konsepsi, hipotesis, dan asumsi yang bernilai pedagogis.
2. Hubungan antara ilmu pendidikan teoritis dan praktis tampak jelas dalam proses operasionalisasi kependidikan Islam. Dalam praktiknya anatra ilmu pendidikan Islam teoritis dan praktis saling membantu dalam proses pengembangannya. Ilmu teori kependidikan memiliki validitasnya bila telah teruji kebenarannya dalam praktik(pengalman). Sedang pengalaman praktis kependidikan Islam akan memberikan bahan masukan berupa informasi-informasi terhadap teori pendidikan tersebut.
3. Dilihat dari segi teoritis, sistem kependiidkan islam merupakan suatu kebulatan yang tersusun dari bagian-bagian yang bekerja sesuai dengan fungsinya.
4. Hubungan antara ilmu pendiidkan teoritis dengan praktis adalah terfokus pada materi pelajaran, metode dan tujuan yang hendak dicapai melalui proses. Sedangkan sistem dalm pengertian ilmu pendidikan teoritis adalah semua komponen yang menjadikan pendidikan islam sebagai disiplin ilmu yang bulat.
5. Tujuan akhir pendidikan Islam merupakan realisasi dari cita-cita agama islam yang penuh dengan nilai-nilai kehidupan yang sama sebangun dengan cita-cita Tuhan Yang Maha pendidik sekalian alam.

Demikkian usaha kami dalam memahami pendidikan islam sebaia ilmu yang sudah tentu masih banyak kelemahan dan kekurangannya yang menantang para pemikir muslim untuk menyempurnakan lebih lanjut.
Oleh karena masalah pengembangna ilmu pengetahuan adalah urusan dunia manusia maka dalm mengembangkannya kita diberi kebebasan untuk merumuskan, baik secara teoritis maupun praktis dalam sistematisasi yang akurat dan tepat guna bagi pencapaian tujuan yang idealiats islami.
Semoga Allah senatiasa melimpahkan hidayat dan rahmatnya kepada para pecinta ilmu pendidikan Islami, Amiin,,,,,



DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H.M. Prof. Drs. M. Ed. 2008. Ilmu Pendidikan Islam TinjauanTeoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Bumi Aksara

Makalah Pendidikan Tentang Proses Dan Tahapan Belajar

BAB I
PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan suatu negara terutama yang menyangkut Sumber Daya Manusia akan sangat ditentukan oleh bagaimana strategi yang diterapkan untuk mencetak SDM-SDM unggul. Tentu hal ini terkait erat dengan model pendidikan yang digunakan.
Di Indonesia, hingga kini kita masih melihat kelemahan-kelemahan dalam pola pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah. Pola pendidikan teacher/lecturer based learning masih sangat kental dalam berbagai proses pendidikan. Pola pendidikan semacam ini berdampak pada sikap mental anak didik yang tidak mandiri, sulit berkembang dan kurang berani menyatakan pendapatnya. Pola pendidikan semacam ini juga membiasakan kita untuk menajdi konsumen ilmu pengetahuan, bukan produsen ilmu pengetahuan.
Kembali ke masalah pendidikan , bagaimanakah proses belajar mengajar yang efektif dan produktif? Solusi yang ditawarkan sebenarnya bukanlah suatu yang baru. Bahkan mungkin hal ini sudah dibahas di berbagai forum diskusi, seminar, lokakarya, symposium dan lain-lain. Tapi yang ingin ditekankan oleh penulis di sini adalah bagaimana mengaplikasikannya, khususnya dengan memanfaatkan teknologi internet. Kita harus mengubah paradigma proses belajar mengajar menuju pembelajaran yang student based learning. Artinya di sini pihak yang belajar lah yang menjadi pusat pembelajaran, bukan dosen, guru atau pembimbing akademisnya.
Yang dimaksud student bukan hanya mahasiswa atau pelajar tapi semua pihak yang sedang melakukan proses belajar baik formal maupun non-formal. Sebelum membahas lebih jauh, ada bainya jika kita meninjau teori yang dikupas oleh Ikujiro Nonaka dan Hirotake Takeuchi dalam bukunya yang berjudul �The Knowledge � Creating Company�. Pengetahuan manusia pada hakikatnya terdiri dari dua macam, explicit knowlwdge dan tacit knowledge. Explicit knowledge adalah pengetahuan yang sudah tersusun dalam bentuk tulisan bisa berupa artikel, jurnal ilmiah, buku dan lain-lain. Explicit knowledge bisa dimanfaatkan sebagai bahan belajar atau referensi untuk orang lain. Sedangkan tacit knowledge adalah pengetahuan yang berebentuk pengetahuan know-how, pengalaman, skill, pemahaman dan lain-lain.
Pengetahuan yang dimiliki manusia akan menjadi efektif dan produktif dengan melalui proses yang disebut knowledge spiral. Lihat gambar di bawah: Proses knowledge spiral ini terbagi menjadi empat yaitu sosialisasi (socialization), eksternalisasi (externalization), kombinasi (combination) dan internalisasi (internalization). Sosialisasi adalah upaya untuk meningkatkan tacit knowledge kita untuk belajar dari pengalaman orang lain. Eksternalisasi adalah upaya untuk menuangkan tacit knowledge yang kita kuasai dalam bentuk tulisan, sehingga bisa dibaca dan bermanfaat untuk orang lain. Kombinasi adalah usaha memanfaatkan explicit knowledge yang ada untuk menghasilkan explicit knowledge yang lain. Dengan demikian ilmu kita semakin bertambah dan kita semakin produktif.
Proses belajar harus tumbuh dan berkembang dari diri anak sendiri, dengan kata lain anak-anak yang harus aktif belajar sedangkan guru bertindak sebagai pembimbing. Pandangan ini pada dasarnya mengemukakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan belajar anak. ”Teaching is the guidance of learning activities, teaching is for the purpose of aiding the pupil learn” ……. ( Hamalik ,2002:58).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar mengajar merupakan proses kegiatan komunikasi dua arah. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang integral (terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Selanjutnya proses belajar mengajar merupakan aspek dari proses pendidikan.
Berdasarkan orientasi proses belajar mengajar siswa harus ditempatkan sebagai sujek belajar yang sifatnya aktif dan melibatkan banyak faktor yang mempengaruhi, maka keseluruhan proses belajar yang harus dialami siswa dalam kerangka pendidikan di sekolah dapat dipandang sebagai suatu sistem, yang mana sistem tersebut merupakan kesatuan dari berbagai komponen (input) yang saling berinteraksi (proses) untuk menghasilkan sesuatu dengan tujuan yang telah ditetapkan (output).

BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Proses Belajar
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti “berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin (1972), proses vadalah: Any change in any object or organism, particulary a behaioral or psychological change (Proses adalah suatu perubahan khususnya yang menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan kejiwaan). Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu (Reber, 1988).
Jika kita perhatikan ungkapan any change in any object or organism dalam definisi Chaplin di atas dan kata-kata “cara-cara atau langkah-langkah” (manners or operations) dalam definisi Reber tadi, istilah “tahapan perubahan” dapat kita pakai sebagai padanan kata proses. Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif alam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keasaan sebelumnya.
Sampai sekarang terdapat 2 pendapat yang terus berkembang berebut pengaruh untuk diaplikasi terkait proses belajar. Proses belajar di sekolah dirancang ke dalam kurikulum. Kurikulum yang berlaku di sekolah SD, SMP, SMA, SMK bermerk KTSP.
Pendapat I yakin proses belajar terjadi karena ada reinforcement sebagai motivasi siswa agar terjadi perubahan tingkah laku (behaviorisme), proses belajar terjadi sesuai tingkat perkembangan biologis seseorang (maturasionisme). Behaviorisme menekankan ketrampilan atau tingkah laku sebagai tujuan pendidikan, sedangkan maturasionisme menekankan pengetahuan yang berkembang sesuai dengan usia. Kurikulum sebelum KBK atau KTSP menganut pendapat ini. Peran guru di sini aktif menyiapkan dan memberi pelajaran yang sesuai untuk memperkaya dan mempercepat perkembangan pengetahuan dan mental siswa.
Pendapat ke II yakin proses belajar terjadi karena bentukan kita sendiri (selfcontructions). Pengetahuan yang kita dapat bukan karena meniru dan bukan pula menggambar realitas di luar diri kita tetapi dikonstruksi melalui proses membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan (konstruktivisme). Kurikulum yang diberlakukan sekarang KBK maupun KTSP menganut pendapat ini.
Konstruktivisme menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa. Jika siswa tidak aktif membangun pengetahuannya, meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang pengetahuannya. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang dihadapi siswa. Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dalam proses itu keaktivan siswa sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya. Oley karena itu pembelajaran siswa di kelas atau di sekolah menggunakan strategi pembelajaran siswa aktif. Peran guru di sini sebagai media dan fasilitator bahkan menciptakan media pembelajaran dan menciptakan fasilitator pembelajaran supaya siswa belajar aktif dan aktif belajar.
Siswa dibimbing dan dilatih serta diberi kesempatan melakukan adaptasi kognitif. Sama halnya dengan setiap organisme tubuh harus beradaptasi secara fisik dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga struktur pemikiran siswa. Siswa dan kita semua berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan baru yang harus ditanggapi dan diselesaikan serta dipecahkan secaca kognitif (mental)
Untuk itu, siswa dibimbing dan dilatih mengembangkan skema pikiran lebih umum menuju ke lebih rinci, atau perlu perubahan radikal untuk menjawab tantangan hidup dan menginterpretasikan pengalaman-pengalamannya.
Proses belajar siswa untuk membentuk kemampuannya atau kompetensinya dimulai:

1. Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya siswa beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai kategori-kategori utnuk mengidentifikasikan rangsangan yang datang, dan terus berkembang.
2. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci.
3. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal sudah tidak cocok lagi.
4. Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya (skemata). Proses perkembangan intelek siswa berjalan dari disequilibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.
Proses belajar bermakna berarti informasi baru diasimilasikan dalam struktur pengertian lamanya. Belajar menghafal hanya perlu bila siswa mendapatkan fenomena atau informasi yang sama sekali baru dan belum ada hubungannya dalam struktur pengertian lamanya. Pengetahuan siswa selalu diperbarui diupdate dikonstruksikan terus-menerus. Jelaslah bahwa teori belajar bermakna bersifat konstruktif karena menekankan proses asimilasi dan akomodasi fenomena, pengalaman, dan fakta baru ke dalam konsep atau pengertian yang sudah dimiliki siswa sebelumnya.

2. Tahapan-tahapan Dalam Belajar
a. Menurut Jerome S. Bruner

Karena belajar itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu didalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahan-perubahan tersebut timbul melalui tahap-tahap yang antara satu dengan lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional. Menurut Burner, salah seorang penentang teori S-R Bond yang terbilang vokal (Barlow, 1985), dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode/ tahap, yaitu: 1) tahap informasi (tahap penerimaan materi); 2) tahap transformasi (tahap pengubahan materi); 3) tahap evaluasi (tahap penialain meteri)
Dalam tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Di antara informasi yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri, ada pula yang berfungsi menambah, memperhalus, dan memperdalam pengeahuan yang sebelumnya telah dimiliki. Dalam tahap transformasi, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah, atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Bagi siswa pemula, tahap ini akan berlangsung sulit apabila tidak disertai dengan bimbingan anda selaku guru yang diharapkan kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang tepat untuk melakukan pembelajaran tertentu. Dalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah ditransfornasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi. Tak ada penjelasan rinci mengenai sara evaluasi ini, tetapi agaknya analogdengan peristiwa retrieval untuk merespons lngkungan yang sedang dihadapi.

b. Menurut Arno F Wittig

Menurut Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan yaitu: 1) acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi); 2) storage (tahap penyimpanan informasi); 3) retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi) Pada tingkatan acquisition seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pila asimilasi antara pemahaman dengan perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya. Proses acquisition dalam belajar merupakan tahap paling mendasar. Kegagalan dalam tahap ini akan mengakibatkan kegagalan pada tahap-tahap berikutnya. Pada tingkatan storage seorang siswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia proleh ketika menjalani proses acquitision. Peristiwa ini sudah tentu melibatkan fungsi short term dan long term memori. Pada tingkatan retrieval seorang siwa akan mengaktifkan kembai fungsi-fungsi sistem memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses retrieval pada dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol, pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai respons atau stimulus yang sedang dihadapi.


BAB IV
PENUTUP

Belajar adalah proses alamiah manusia dalam usaha pengembangan dirinya untuk menjalani hidup yang lebih baik. Proses belajar sendiri dapat dilakukan secara sengaja atau tidak, bahkan dilakukan tanpa disadari. akan tetapi terkadang kebanyakan orang akan mengalami suatu masalah dalam belajar ketika ada tahapan yang tidak ia lakukan secara benar. Dalam posting kali ini saya mencoba menguraikan sedikit tentang proses balajar secara umum itu :

1. Tertarik
Ketertarikan terhadap sesuatu akan mendorong atau memotivasi rasa ingin tahu seseorang dalam belajar. Tanpa rasa tertarik, orang akan belajar tanpa tujuan dan tidak ikhlas dalam belajar. Rasa tertarik akan membuat seseorang "niat" dalam belajar sehingga belajar itu adalah kemauan sendiri tanpa paksaan dari orang lain.

2. Melihat
Tahap selanjutnya dari belajar melihat, pada awal proses belajar seseorang akan cendrung melihat apa yang akan dipelajarinya terlebih dahulu. Hal ini penting untuk merangsang otak untuk berpikir dan menerima hal yang akan dicoba.

3. Mencoba
Setelah melihat, tentunya seseorang yang belajar akan mencoba melakukan sendiri apa yang dilihatnya. Tahapan ini perlu dalam belajar karena tanpa mencoba sendiri dan hanya melihat, maka seseorang cenderung pasif dan tidak ada sikap aktif oleg orang tersebut.

4. Mempelajari dan Mengatasi Masalah
terkadang dalam proses mencoba, ada masalah-masalah yang akan dihadapi. Masalah yang dialami dalam proses belajar sangat mendukung proses belajar itu sendiri, karena dengan masalah itulah proses belajar menjadi lebih "mendalam". 2 hal yang perlu yaitu mempelajari kenapa ada suatu masalah dan mengatasi masalah itu sendiri.
5. Improvisasi
Pengembangan dalam belajar atau improvisasi adalah melakaunan apa yang dipelajari dengan gaya dan cara sendiri. Ini adalah tahapan seseoarang untuk menjadi "Ahli" dan mengerti jauah lebih dalam tentang apa yang dipelajari. Dengan improvisasi, seseorang bisa membuat cara baru sesuai dengan dirinya sendiri (customisasi), bahkan bisa menciptakan "Ilmu atau cabang ilmu baru".

BAB V
PENUTUP


Demikian pemaparan makalah kelompok kami yang bertemakan tentang “ Proses dan Tahapan Belajar “. Dimana menjelaskan tentang proses dan tahapan – tahapan dalam belajar.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan kami dalam menyusun makalah ini. Tetapi kami yakin suatu kesalahan itu merupakan bagian dari suatu proses pembelajaran, seperti pepatah asing mengatakan ‘experience is the best teacher’ artinya pengalaman adalah guru yang berharga. Untuk itu demi proses pembelajaran yang baik kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, supaya dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat tersusun lebih baik lagi.
Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, sehingga makalah ini dapat tersusun dan dapat dipaparkan. Harapannya dapat bermanfaat bagi kita semua .

DAFTAR PUSTAKA
http://ajisaka.sosblog.com/Ajis-b1/PROSES - BELAJAR -SISWA
http://ppsdms.org/PROSES- BELAJAR - PRODUKTIF
Sagala, Syaiful (2000). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta
Mulyasa (2008). Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT Remaja Rosdakarya